Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash untuk Pengelolaan Batuan dan Air Asam di Tambang Batubara

Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash untuk Pengelolaan Batuan dan Air Asam di Tambang Batubara
Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3
Indonesia
Text
Penggunaan batubara sebagai bahan bakar semakin meningkat yang berdampak terhadap meningkatnya jumlah limbah yang akan dihasilkan. Demikian pula dengan bukaan lahan tambang batubara yang semakin besar. Pada tahun 2019, produksi batubara Indonesia mencapai 616 juta ton dimana 454,5 juta ton atau 74% dari produksi di ekspor. Di tahun 2021 kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik sebanyak 113 juta ton, terdiri dari PLN sebanyak 63,8 juta ton dan Independent Power Producer (pengembang listrik swasta) sebanyak 49,2 juta ton. Apabila diasumsikan jumlah limbah abu terbang (Fly Ash - FA) dan abu dasar (Bottom Ash – BA) yang dihasilkan sebesar 10%, maka timbulan total limbah di tahun 2021 diperkirakan sebanyak 11,3 juta ton. Potensi dampak terhadap lingkungan, baik dari kegiatan penambangan maupun pemakaian batubara, relatif besar. Potensi dampak lingkungan kegiatan penambangan dapat berupa perubahan bentang alam akibat lubang bekas tambang dan pembentukan air asam tambang dari batuan asam. Sedangkan dari kegiatan pemakaian batubara di PLTU, dampak lingkungan berasal dari timbulan FABA sebagai sisa dari proses pembakaran batubara. Salah satu inovasi untuk mengurangi timbulan limbah adalah Pemanfaatan FABA sebagai bahan penutup timbunan batuan asam untuk mencegah reaksi oksidasi mineral sulfida. Pemanfaatan FABA ini dapat memberikan manfaat besar terhadap penyelesaian masalah lingkungan, ekonomi dan sosial,
9786239384623(PDF)
547.8