Page 10 - JABAR_20250820
P. 10

JABARREGION







                              10  RABU, 20 AGUSTUS 2025
       Dari Rp 380 Ribu







          Jadi Rp 1,7 Juta










      X  X Cerita Tukang Las di Cirebon Keberatan
          PBB Naik Drastis


      CIREBON, TRIBUN  - Kenaikan                                kita kan bukan terima duit bulan-
      Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)                              an, diterima uang mingguan. Jadi
      di Kota Cirebon masih menyisakan                           ya kalau mau bayar yang segitu
      keluhan dari sejumlah warga. Sa-                           harus ngumpulin dulu, sedangkan
      lah satunya datang dari Yayat Sup-  Rumah saya dihar-      anak ada yang sekolah,” ujarnya.
      riadi (45), seorang tukang las yang                         Kenaikan PBB di Kota Cirebon se-
      tinggal di Jalan Raya Ahmad Yani   gain Rp 1,2 miliar,     belumnya menuai protes dari war-
      Nomor 45, Kelurahan Pegambiran,   saya bilang ke pega-     ga karena disebut mencapai 1.000
      Kecamatan Lemahwungkuk.                                    persen di beberapa titik. Pemerintah
       Dengan penghasilan hari-     wai BPKBD, silakan           Kota Cirebon menyebut hal itu aki-
      an rata-rata Rp 120.000, Yayat                             bat penyesuaian NJOP yang sudah
      mengaku keberatan  setelah  ta-  bapak yang beli.          belasan tahun tak diperbarui.
      gihan PBB rumahnya melonjak   Enggak usah ditam-            Meski demikian, DPRD Kota
      drastis hingga lebih dari lima kali                        Cirebon memastikan revisi Perda
      lipat. “Ya soal kenaikan PBB, saya   bahin embel-embel     Nomor 1 Tahun 2024 tentang PBB
      merasa berat sekali ya dengan                              akan dimasukkan dalam Prolegda
      penghasilan saya sebagai tukang   jual beli lah, sesuai    2025, dengan target pengesahan
      las yang sehari cuma Rp 120.000   dengan NJOP. Tapi        pada September mendatang. Revi-
      belum potong uang makan,” ujar                             si itu salah satunya menurunkan
      Yayat saat kembali dikonfirmasi,   mereka enggak bisa      tarif dasar dari 0,5 persen menjadi
      Selasa (19/8).                                             maksimal 0,3 persen.
       Menurut Yayat, tagihan PBB     jawab, diam saja,           Wali Kota Cirebon, Effendi Edo,
      yang ia terima melalui SPPT naik                           juga berjanji akan menurunkan
      dari Rp 380 ribu menjadi Rp 2,3     YAYAT SUPRIADI         tarif PBB mulai 2026, meski ta-
      juta. Setelah ada kebijakan sti-       TUKANG LAS          hun ini pemerintah hanya bisa
      mulus, tagihan itu memang turun                            memberikan diskon pembayaran
      menjadi Rp 1,7 juta, namun tetap  in embel-embel jual beli lah, sesuai  sebesar 50 persen. “Kami sedang
      dinilainya memberatkan.      dengan NJOP. Tapi mereka enggak  mengupayakan penurunan tarif
       “Itu bagi saya yang pekerja bu-  bisa jawab, diam saja,” katanya.  yang dikeluhkan masyarakat Kota
      ruh lepas harian kan merasa terbe-  Ia menambahkan, kenaikan NJOP  Cirebon pada tahun 2026 nanti.
      bani. Saya tinggal di Pegambiran,  di sepanjang Jalan Ahmad Yani dini-  Kalau dipaksakan harus sekarang,
      pinggir bawah jalan layang. Pinggir  lai terlalu dipukul rata, tanpa mem-  nanti mengubah emua rancangan
      jalan cuma ini bisa muncul Rp 2  pertimbangkan kondisi produktivi-  APBD,” kata Edo.
      juta sekian itu karena NJOP-nya  tas lahan. “Orang kan kalau rumah   Sementara itu, Paguyuban Pela-
      rumah saya dihargain Rp 1,2 mi-  pinggir jalan katanya produktif, tapi  ngi Cirebon meminta pemerintah
      liar,” katanya.              saya enggak produktif. Ada mobil  melibatkan masyarakat sebelum
       Yayat menilai penetapan Nilai  berhenti, mobil lewat malah macet.  keputusan final disahkan. “Kami
      Jual Objek Pajak (NJOP) tidak se-  Sedangkan ini dipukul rata dari 3  menyambut baik rencana peru-
      suai dengan kenyataan di lapangan.  Berlian sampai ke Terminal, mahal  bahan faktor pengali PBB. Tapi
      Ia mencontohkan, rumah tetang-  semua,” katanya.           jangan tiba-tiba diketok palu tan-
      ganya yang dijual Rp 700 juta saja   Sampai saat ini, Yayat mengaku  pa melibatkan masyarakat. Kami
      hingga kini tidak laku. “Rumah saya  belum bisa membayar PBB terse-  ingin diajak bicara soal substansi
      dihargain Rp 1,2 miliar, saya bilang  but. Selain karena sistem kerjanya  PBB yang logis,” kata Juru Bicara
      ke pegawai BPKBD, silakan bapak  harian, ia juga harus mempriori-  Paguyuban Pelangi Cirebon, Hetta
      yang beli. Enggak usah ditambah-  taskan kebutuhan keluarga. “Kerja  Mahendrati. (eki yulianto)
   5   6   7   8   9   10   11   12