Page 6 - JABAR_20250731
P. 6
Leisure
Halaman
Halaman 6 KAMIS, 31 JULI 2025
KERIS Buk an Mistik, Begini
KERIS Bukan Mistik, Begini
Sejarah dan Cara Merawatnya
Sejarah dan Cara Merawatnya
ERASNYA arus mo- istilah pamor. pegang-pegang. Apalagi kalau
dernisasi, keris sering “Di Eropa, teknologi menya- lembab, cepat sekali berkarat,”
kali dianggap sekadar tukan dua logam berbeda baru jelasnya.
D benda pusaka kuno ditemukan saat revolusi industri. Tempat penyimpanan keris
yang kental dengan unsur mistik. Tapi di Nusantara, kita sudah pun memiliki nama khusus,
Namun di Pameran Pusaka Nu- melakukannya sejak abad ke-3 yaitu warangka, yang bentuknya
santara yang digelar di Museum Masehi. Di Jawa Barat, proses disesuaikan dengan ukuran dan
Sri Baduga Bandung, seorang penyatuan logam ini sudah dike- lekukan keris. Dalam pembuat
pengrajin keris bernama Pranoto nal lama,” ungkapnya. warangka biasanya bekerja sama
membuka perspektif baru ten- Pranoto pun menjelaskan langsung dengan empu pembuat
tang warisan budaya ini. motif pamor yang muncul bukan keris.
Lewat workshop keris, Pranoto sekadar hiasan, melainkan hasil Pranoto menceritakan masa
mengajak pengunjung mema- proses panjang yang menunjuk- lalu, keris bukan hanya senjata,
hami bahwa keris adalah karya kan keahlian tinggi para empu. tetapi juga simbol kekuasaan dan
teknologi tinggi sekaligus seni Oleh karena itu, menurut Prano- alat legitimasi kerajaan. Seorang
adiluhung dari masa lampau. to, setiap keris adalah karya unik empu bisa diibaratkan sebagai
“Orang sering salah paham, yang tidak bisa disamakan satu kepala bidang pertahanan di
dianggap mistik, disembah, dengan lainnya. masa kini, karena kualitas keris
bahkan ada yang bilang syirik, Salah satu bagian penting da- mencerminkan kekuatan teknolo-
padahal keris itu hasil pemikiran lam budaya keris adalah proses gi kerajaan tersebut.
dan teknologi para empu zaman perawatan yang dikenal sebagai “Keris dibuat oleh empu
dulu,” ujar Pranoto saat ditemui ngajamas yang memiliki makna atas perintah raja. Sama kayak
di Museum Sri Baduga, Jalan membersihkan atau merawat sekarang, alutsista dibuat atas
BKR No 185, Rabu (30/7). keris. Istilah ini, kata Pranoto se- perintah presiden. Enggak bisa
Menurut Pranoto, keris bukan ring disalahartikan sebagai “me- sembarangan,” ujar Pranoto.
sekadar senjata, melainkan mandikan keris secara ritual”. Beberapa keris digunakan un-
hasil perpaduan teknologi dan Padahal, menurutnya, ngajamas tuk pelantikan, upacara pembu-
estetika. Keris dibuat dengan adalah bentuk penghormatan kaan lahan, atau warisan kepada
menyatukan dua jenis logam terhadap karya para empu dan anak dari seorang raja. Bagi
berbeda, yaitu besi dan nikel. sejarah yang melekat padanya. pewarisnya, keris bukan sekadar
Teknik tempa ini memungkinkan “Ngajamas itu ya membersihkan benda, tetapi simbol tanggung
munculnya motif khas di permu- keris dari karat dan kotoran. Di jawab dan amanat leluhur.
kaan keris yang dikenal dengan keraton, itu simbol penghormatan Menariknya, di tengah mi-
FOTO-FOTO: TRIBUN JABAR/PUTRI PUSPITA terhadap empu dan nimnya minat generasi muda
perintah raja. Bukan terhadap keris, wisatawan man-
WORKSHOP Keris di Museum Sri menyembah benda, tapi canegara justru menunjukkan
Baduga Kota Bandung, Rabu (30/7). menghargai warisan ketertarikan besar.
budaya,” katanya. “Banyak wisatawan asing jus-
Proses ngajamas tru kagum. Mereka melihat keris
dimulai dengan sebagai karya seni dan teknologi.
membersihkan karat Mereka ingin tahu sejarahnya,
menggunakan jeruk cara buatnya, bahkan cara mera-
dan sabun. Setelah watnya. Padahal anak muda kita
bersih, keris direndam sendiri banyak yang belum tahu,”
dalam larutan warang- ujar Pranoto.
an—campuran air jeruk Hal ini kontras dengan kondisi
dan arsenik (replika). di kalangan generasi muda In-
Warangan inilah yang donesia, khususnya Gen Z, yang
menampilkan kontras cenderung menganggap keris
warna pada keris: sebagai benda yang tidak relevan
besi menjadi hitam, lagi. Padahal, menurut Pranoto,
sementara nikel tetap keris bisa menjadi pintu masuk
putih keperakan. untuk memahami sejarah, tek-
Pranoto mengingat- nologi, hingga nilai-nilai leluhur
kan bahwa perawat- bangsa.
an keris sebenarnya “Kalau kita buang warisan ini,
cukup sederhana. Hal jangan heran kalau negara lain
yang terpenting adalah mengklaim. Malaysia saja sudah
menjaga keris dari lama meliri, untungnya UNESCO
kelembaban dan tidak sudah mengakui keris sebagai wa-
terlalu sering disentuh risan budaya Indonesia,” tegasnya.
tangan kosong, karena Pranoto menekankan bahwa
keringat bersifat asam yang paling penting saat ini
dan bisa merusak adalah melestarikan pengetahu-
logam. an tentang keris, bukan untuk
“Kalau punya keris, dikultuskan atau ditakuti, tetapi
simpan di tempat untuk dihargai sebagai warisan
kering dan tertutup. budaya dan teknologi bangsa.
Jangan sembarangan (Putri Puspita)
KONTEN MATERI IKLAN SEPENUHNYA MENJADI TANGGUNG JAWAB PEMASANG IKLAN

