Pengaruh Jenis dan Kecepatan Pengaduk pada Fermentasi Etanol Secara Sinambung dalam Bioreaktor Tangki Berpengaduk Sel Tertambat
Etanol atau etil alkohol (C H OH) merupakan senyawa organik yang sangat penting dalam industri kimia dan memiliki cukup banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Pembuatan etanol dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara sintetik melalui reaksi kimia dan secara fermentasi melalui aktivitas mikroorganisme. Proses pembuatan etanol secara fermentasi telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu dengan menggunakan bahan yang mengandung karbohidrat sebagai bahan bakunya.
Fermentasi glukosa menjadi etanol dilakukan dengan mikroorganisme yang terbagi ke dalam dua jenis, yaitu bakteri dan ragi. Namun penggunaan ragi sebagai biokatalis lebih sering dilakukan, karena ragi lebih mudah dikembangbiakan dan lebih mudah dikontrol pertumbuhannya. Kesulitan yang sering dijumpai dalam proses fermentasi etanol yaitu dalam pemisahan produk dari ragi yang digunakan. Metode sel tertambat (Immobilized cell) dianggap dapat mengatasi masalah tersebut, dan penggunaan batu apung sebagai media penambat dapat dijadikan alternatif.
Pada proses fermentasi etanol dapat menggunakan dua jenis bioreaktor yaitu bioreaktor tubular dan bioreaktor tangki
berpengaduk. Pada bioreaktor tangki berpengaduk pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengaduk merupakan faktor yang dianggap dapat mempengaruhi laju pertumbuhan sel dan produksi etanol. Pengadukan dilakukan untuk meratakan kontak sel dan substrat di dalam bioreaktor, menjaga agar mikroorganisme tidak mengendap di bawah bejana bioreaktor dan meratakan temperatur di seluruh bagian bioreaktor.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi terbaik pada proses fermentasi glukosa secara sinambung, dengan menggunakan ragi Schizosacharomyces pombe yang ditambatkan pada batu apung di dalam bioreaktor tangki berpengaduk dengan memperhatikan nilai konsentrasi etanol, yield yang dihasilkan dan jumlah mikroorganisme yang terbawa aliran produk. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan jenis pengaduk (propeller, paddle, turbine) dan kecepatan pengaduk (100 dan 150 rpm), fermentasi berlangsung dalam kondisi anaerob pada temperature 34°C, pH 4,5, konsentrasi glukosa 150 gr/L, ukuran batu apung 35/40 mesh, waktu tinggal substrat 48 jam. Kondisi terbaik pada penelitian ini diperoleh pada jenis pengaduk propeller dengan kecepatan pengaduk 100 rpm, dimana konsentrasi etanol sebesar 13,235% v/v, % yield etanol sebesar 4,442% dan % sel terlepas sebesar 12%.
Dibuat oleh: Ronny Kurniawan (ronny_k@itenas.ac.id)
Keyword : Etanol, Fermentasi, Immobilized Cell, Pengaduk, Kecepatan Pengaduk
Keterangan : Dipresentasikan pada Seminar Tjipto Utomo 2010