Page 54 - IMagz Ed. 03
P. 54

RELUNG




          MEREKA BELAJAR BERDAMAI


          DENGAN KETERBATASAN, KITA

          BELAJAR DARI MEREKA TENTANG


          KEBERBATASAN












          Tanggal 3 Desember merupakan peringatan International Disability Day, namun untuk hal ini di
          Indonesia lebih sering menggunakan kata difabilitas daripada disabilitas. Secara khusus banyak hari
          peringatan untuk penyandang kecacatan lain, seperti tanggal 21 Maret yang memperingati World
          Down Syndrome Day dan  tanggal 2 April sebagai World Autism Awareness Day.





          Tidak dapat dipungkiri, saat seorang ibu sedang    sebenarnya tidak memiliki keinginan menyulitkan
          menghadapi kehamilan memiliki mimpi terhadap       orang tua mereka, tapi keterbatasannyalah yang
          anak yang  akan dilahirkan.  Bayi mungil  yang     menjadi  kendala mereka untuk membahagiakan
          lucu, tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas,     orang tuanya. Itulah mengapa mereka menjadi
          dan semakin  besar bermimpi  memiliki anak  yang   individu berkebutuhan khusus, karena memang
          berakhlak mulia, berprestasi, serta mimpi-mimpi    kondisi mereka menyebabkan mereka memiliki
          indah lainnya. Tidak jarang ego orangtua muncul    metode khusus untuk menjadikan mereka ‘normal’.
          sejak anak tumbuh dalam kandungan ibu, mereka      Mereka juga memiliki harapan, termasuk keinginan
          berharap anak dapat membahagiakan orangtuanya.     untuk berprestasi, termasuk berprestasi dalam
          Di sisi lain, tidak ada satu pun pasangan hidup yang   bidang pendidikan dan pada level pendidikan tinggi.
          siap diberikan anugerah anak yang berkebutuhan
          khusus. Karena sesungguhnya tidak ada pendidikan   Undang-undang no. 20 Tahun 2003 Pasal 5 (1)
          khusus untuk menjadi orangtua, apalagi orangtua dari   menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai
          anak berkebutuhan khusus. Kondisi ini mengharuskan   hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
          orang tua harus menjadi seorang peneliti, praktisi,   bermutu,  tentunya hak  ini  dimiliki  pula oleh  anak-
          asesor, pengambil keputusan dan semua berperan     anak berkebutuhan khusus. Pada ayat (2) dinyatakan
          sebagai guru dan terapis dalam berjuang untuk      bahwa  warga  negara  yang  memiliki  kelainan  fisik,
          ‘menormalisasi’ anak berkebutuhan khusus.          emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak
                                                             memperoleh pendidikan khusus (Direktorat Jenderal
          Namun  ketika  orangtua  berjuang  untuk  melakukan   Kelembagaan Iptek & Dikti, 2016). Secara lebih
          segala upaya demi menormalisasi anak, bagaimana    khusus, untuk pendidikan tinggi, Undang-Undang no.
          yang dirasakan dari sisi sang anak?                21 Tahun 2012 Bagian Kedelapan bahwa (1) Program
                                                             Studi dapat dilaksanakan melalui pendidikan khusus
          Tidak ada seorang anak pun yang ingin terlahir     bagi Mahasiswa yang memiliki tingkat kesulitan
          sebagai individu berkebutuhan khusus. Bila kita    dalam mengikuti proses pembelajaran dan/atau
          menelisik ke lubuk hati terdalam mereka, mereka    Mahasiswa  yang  memiliki  potensi  kecerdasan  dan
          sebenarnya ingin tumbuh dan bisa beraktivitas      bakat istimewa.  (Direktorat Jenderal Kelambagaan
          seperti teman-teman yang lain. Apakah mereka punya   Iptek & Dikti, 2016).
          iktikad  menyulitkan  orang  tua?  TIDAK…    Mereka


          54  ITENAS MAGAZINE • APRIL 2019
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59