Page 19 - IMagz Ed. 06
P. 19
Pak Taufan Hidjaz di depan karya-karyanya serta cover katalog pameran yang diselenggarakannya.
Karya-Karya Masker Kulit Pak Ramlan (Dosen DKV)
Lain halnya dengan dosen DKV satu ini, dengan media bahan kulit sintetis, Pak Ramlan merespon Covid-19 dengan menghasilkan
karya masker. Masker dengan konsep bertemakan satwa dibuat oleh Pak Ramlan dengan sangat apik. Seperti foto di halaman
berikutnya, penggunaan material kulit berwarna hitam menginterpretasikan paruh burung gagak, masker ini sekaligus juga sebagai
topeng yang menutupi area mata dengan bagian mata yang dilubangi sehingga pemakai masih bisa melihat.
Selain burung gagak sebagai ide awal pembuatan masker, Pak Ramlan juga membuat konsep lain dari burung hantu (owl), dengan
penggunaan material kulit berwarna coklat, lebih menekankan fungsi sebuah topeng secara keseluruhan. Dengan dibantu lubang-
lubang yang dibuat di area mulut dan hidung serta benang putih yang melingkari area mata membuat tampilannya sungguh sangat
macho serta maskulin.
Sampai saat ini masker-masker yang telah dibuat Pak Ramlan masih bersifat eksploratif dan baru berbentuk prototype namun siap
untuk diproduksi bila ada pesanan atau ada investor yang melirik.
Karya Face Shield dari Pak Arief Waskito
(Dosen Desain Produk) & Pak Iyus
Kusnaedi (Dosen Desain Interior)
Kebutuhan akan Alat Pelindung Diri (APD) baik bagi para tenaga kesehatan, juga
untuk umum sangat diperlukan di masa pandemi Covid-19 ini. Hal itulah yang
membuat beberapa dosen FAD mendesain APD yang simpel dan mudah dibuat dan
memaksimalkan bahan-bahan limbah di masa pandemik untuk produk bermanfaat.
Pak Arif Waskito (AW) misalnya, membuat face shield dari bahan mika, PVC serta tali
“Empathy kepada Venice atas Covid-19“ sebagai pengikatnya. Pak AW juga memberikan pelatihan kepada pengrajin, salah
(Taufan Hidjaz, April 2020)
satunya kepada Bapak Aries Umar yang berlokasi di Margahayu Soreang, yang sampai
sekarang masih memproduksi face shield hasil dari pelatihan Pak AW.
Begitu pula Pak Iyus Kusnaedi (IK) mendesain face shield dari bahan-bahan recycle
yang mudah dijumpai sehari-hari, sebutlah bahan pelindung transparan yang
melidungi muka, terbuat dari bahan botol minuman kemasan bersoda 1,5 liter,
dengan memanaskan terlebih dahulu kemudian dibentuk melengkung sesuai dengan
lengkungan yang diinginkan, bagian penyangga kepala yang menghubungkan ‘kaca’
transparan terbuat dari bekas pegangan dan body silinder cat 5 kg yang terbuat dari
bahan plastik. Bahan pendukung lainnya berupa karet untuk pakaian dan velcro. Face
shield ini dibuat sekitar lima buah dan diserahkan untuk kebutuhan APD nakes di salah
“Apresiasi kepada Seoul atas penanganan satu puskesmas daerah Cinambo. Pak IK sempat memberikan pelatihan / tutorial
Covid-19“ kepada tetangga dan teman-temannya dalam bentuk virtual karena face shield yang
(Taufan Hidjaz, Mei 2020)
telah jadi tersebut mudah untuk dibuat dari bahan-bahan bekas yang ada di rumah,
sehingga hampir setiap tetangganya memiliki face shield, minimal untuk kebutuhan
skala kecil di lingkungan keluarga untuk kebutuhan berkegiatan yang membutuhkan
face shield.
19