Page 10 - Etih_Hartati
P. 10

Orasi Ilmiah Guru Besar Itenas

        Hasil yang diperoleh adalah nilai COD makin menurun sejalan dengan waktu
        penelitian  selama  111  hari,  dan  menghasilkan  persentase  metana  maksimum
        dari limbah cair cafetaria dalam reaktor sebesar 66,4% dari reaktor A, 69,4%
        dari rekator B, 53% dari reaktor C dan 77,6 % diperoleh dari reaktor kontrol
        (K).  Hasil  yang  diperoleh  menunjukkan  bahwa  konsentrasi  Hyphomicrobium
        sp.  berpengaruh  pada  pembentukan  metana  dalam  reaktor,  namun  produksi
        metana lebih tinggi jika tidak ditambahkan Hyphomicrobium sp. Semakin tinggi
        konsentrasi Hyphomicrobium sp.  menghasilkan metana  yang  rendah.  Hal  ini
        karena terbentuknya metanol sebagai produk  antara dari proses  pembentukan
        metana yang selanjutnya dimanfaatkan oleh Hyphomicrobium sp.
         Berdasarkan  hasil  penelitian  bahwa  pengolahan  biologi  secara  anaerob
        terhadap limbah cair biowaste terbukti bisa memulihan sumber daya air yang
        mampu  menurunkan  kandungan  zat  organik  dan  menghasilkan  produk    lain
        seperti etanol dan metana yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Etanol
        dapat  dimanfaatkan  dan  dibutuhkan  dalam  berbagai  industri  sebagai  pelarut
        baik untuk cat, tinta, produk kimia lain, maupun farmasi. Bahkan diperlukan
        sebagai  antiseptik  pada  keperluan  medis.  Penggunaan  etanol  sebagai  bahan
        bakar dan bahan kimia berkelanjutan adalah langkah positif dalam mendukung
        keberlanjutan  lingkungan.  Metana  dapat  digunakan  sebagai  bahan  bakar
        alternatif yang efisien dan dapat mengurangi emisi karbon yang dilepaskan ke
        atmosfer dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Pemanfaatan metana sebagai
        bahan  bakar  juga  membantu  mengurangi  pencemaran,  sekaligus  mengurangi
        dampaknya terhadap pemanasan global.

         3. Pemulihan Sumber Daya Air
         Selain pengolahan secara biologi dilakukan juga pengolahan limbah cair secara
        fisik-kimia yaitu melalui proses elektrokoagulasi.  Elektrokoagulasi merupakan
        teknologi  pengolahan  air  yang  menggunakan  proses  elektrokimia.  Elektroda
        menghasilkan  ion-ion  logam  positif,  bereaksi  dengan  air  dan  membentuk
        senyawa  hidroksida  logam  yang  memiliki  sifat  koagulatif.  Sehingga  dapat
        menggumpalkan dan menangkap partikel-partikel terlarut dalam air. Kelebihan
        dari  proses  elektrokoagulasi adalah  tidak  dihasilkan polutan sekunder karena
        tidak menggunakan bahan kimia serta air hasil olahan tidak berwarna dan jernih.
        Metoda elektrokoagulasi dapat digunakan untuk mengolah limbah cair industri
        seperti industri penyamakan kulit, industri cat, industri kertas.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15