Page 33 - IMagz Ed. 03
P. 33
ORANGE NEWS
Di ruang data dan kontrol peserta mengamati monitor
secara seksama mengenai pantuan cuaca, iklim dan mitigasi Gaya Wisuda Tidak
terhadap bencana khususnya tsunami dan gempa bumi.
Biasa
Sebagaimana diketahui, di Indonesia terdapat beberapa Dikutip dengan izin dari unggahan pada media sosial
daerah dengan anomali cuaca ekstrem, antara lain Bogor Syafruddin Pernyata, orangtua dari alumni Itenas Yusuf
yang dikenal sebagai kota hujan dan kota petir. Kondisi ini
Nur Ahad dan Ramadhan S Pernyata, 10 Maret 2019,
merupakan salah satu dampak dari geografis Kota Bogor
pukul 07.38.
yang dekat dengan Gunung Salak dan Gunung Gede.
Perpindahan tekanan tinggi dari Jakarta ke ketekanan
rendah di daerah Bogor menyebabkan terjadinya hujan
orografis, berbanding terbalik dengan Bogor. Setelah “Aku pernah menghadiri wisuda baik di tempatku
mendapatkan pemahaman tentang anomali cuaca, peserta mengabdi maupun di kampus lainnya, baik di
juga diperkenalkan pada pembagian zona musim, dengan Samarinda maupun di pulau Jawa, negeri ataupun
contoh adalah Jawa Barat yang terdiri dari 38 zona musim. swasta. Termasuk di Universitas Padjadjaran dan
Zona musim tidak terbagi atas daerah administrasi, tetapi Institut Teknologi Bandung. Hampir semua sama.
berdasarkan perbedaan waktu yang jelas antara musim
penghujan dan musim kemarau. Oleh sebab itu suatu zona Adalah manusiawi, setiap kali melihat atau mengalami
musim bisa terdiri dari beberapa kota/kabupaten dan dapat sesuatu yang tidak biasa, pasti akan meninggalkan
pula satu kota/kabupaten terdiri dari beberapa zona musim. perasaan yang tidak biasa pula. Itulah yang terjadi
Dengan mengenal letak geografis dan iklim yang terdapat saat menghadiri wisuda di Institut Teknologi Nasional
pada suatu daerah, memudahkan bagi ahli Teknik Sipil untuk (Itenas) Bandung. Dua kali aku pernah hadir di acara ini
merancang suatu bangunan, dan tentunya mengaplikasikan dalam kurun waktu berbeda. Sepuluh tahun jaraknya.
ilmu yang didapatnya ke lingkungan sekitar. [Hasbi F./T.Sipil]
Pertama, pewara (MC) sangat tak banyak memberi
pengantar antar acara. Tahapan-tahapan acara
mengalir sesuai urutan karena setiap yang terlibat
sudah tahu apa tugasnya dan kapan melakukannya.
Kedua, antaracara selalu ada selingan lagu
nasional dan lagu daerah. Bahkan, lagu daerah
itu diiringi pula tariannya. Yang suprise adalah,
penyanyi, pemain musik, bahkan penari adalah
wisudawan yang muncul serta-merta dari kursinya.
Ketiga, kesan dan pesan wisudawan terasa sangat alami
dan kesan dan pesan itu dijaring dari seluruh wisudawan.
Banyak kesan yang sangat mengharukan dan tidak
sedikit pula saran (kritik) disampaikan dengan bahasa
‘gurauan ; candaan, sehingga acara khikmat itu beraroma
macam rasa. Apalagi selesai menyampaikan sambutan
atas nama wisudawan, paduan suara menyanyikan
lagu yang syairnya berterima kasih kepada orang tua.
Keempat, baik sepuluh tahun lalu maupun yang
sekarang, tradisi menghargai lulusan selalu dilaksanakan
Itenas. Mereka yang dinyatakan cumlaude diberi
tempat duduk yang terpisah, diapit kedua orang tua
dan diwisuda pun tidak bersamaan dengan wisudawan
lainnya. Rektorlah yang mendatangi wisudawan yang
33