Page 51 - Itenas Magazine Des-2021
P. 51
Maka ditetapkan setelah satu tahun menerima pendidikan
Perkembangan penduduk dan industri di Indonesia juga diikuti dasar desain, mahasiswa akan siap mengolah pengalaman
dengan pertumbuhan lembaga pendidikan tinggi, khususnya estetis, olah material, kreativitasnya untuk mendesain sebuah
pada disiplin keilmuan desain produk industri. Univ.Trisakti benda pakai/produk industri.
di Jakarta dan ITS di Surabaya merupakan penyelenggara
program studi tersebut setelah ITB. Animo masyarakat Pengertian desain produk industri dapat dilihat dari berbagai
terhadap pendidikan keprofesian desain produk industri ini aspek dan sudut pandang, tetapi secara umum adalah
terus membengkak hingga ratusan jumlahnya, sementara perancangan benda produk pakai yang digunakan oleh
ketersediaan kampus sebagai sekolah desainer masih terbatas. manusia untuk mempermudah pekerjaan atau aktivitasnya
Akhirnya pada era tahun ‘90an, tepatnya tahun 1993 di agar nyaman, efisien, produktif dan menyenangkan atau
kota Bandung berdiri Program Studi Desain Produk Industri, memuaskan. Sebagai pembanding, jika seorang sarjana
Jurusan Desain, FTSP - ITENAS. Dinamika pendidikan, kampus, arsitektur merancang bangunan (rumah, kantor, mall, hotel &
mahasiswa sangat mendukung suasana akademik pada dekade restoran, rumah sakit), seorang sarjana teknik sipil merancang
tahun 90an, dan Bandung yang sudah lama dikenal sebagai jembatan/jalan/dermaga/jembatan/bendungan. Maka seorang
kota mode dan anak muda kreatif menjadi salah satu tujuan desainer produk industri merancang benda produk fungsional.
kuliah remaja lulusan SMA se jawa barat, Jakarta dan provinsi Sehingga benda produk yang dirancang pasti memiliki bentuk
lainnya. Keberadaan sekolah desain produk industri di ITENAS yang tercipta dari gagasan yang terus dikaji dan dikembangkan.
menjadi “sparing partner” bagi ITB, baik secara kelembagaan, Bentuk desain berarti bentuk dan tampilan produk.
SDM Dosen maupun mahasiswanya. Persaingan positif dari Desain fungsional berarti kerja produk. Yaitu,
dua kampus di Bandung ini menjadi menghidupkan suasana bagaimana produk itu bekerja/dipakai/digunakan/
keprofesian desain produk industri di luar kampus. Keaktifan dioperasionalkan. Ini sangat penting karena produk
dosen dan mahasiswa di berbagai forum ilmiah seminar atau akan dijual hanya jika berfungsi seperti yang diharapkan.
diskusi, pameran dan lomba desain menjadi lebih semarak. Desain form kurang penting karena tidak menambahkan
Profesi desain produk industri semakin diterima dan dibutuhkan apapun pada kinerja produk. Namun, itu tidak dapat diabaikan
di berbagai industri furniture, elektronik, otomotif, produk kulit karena suatu produk tidak akan dijual jika tidak terlihat bagus
& alas kaki/leather & shoes, outdoor sport equipment, keramik dan tidak menarik bagi pembeli. Sebagai contoh sebuah kursi
& earthenware, craft design dan bahkan banyak alumni desain harus kuat kokoh untuk diduduki, sebuah pulpen nyaman
produk industri yang berwirausaha, sebagai freelance designer dipakai menulis, sepasang sendok garpu akan mantap dan
atau sebagai desainer & production. nyaman digenggam, sepatu yang nyaman dan sehat dikaki
serta indah dipandang sehingga menumbuhkan rasa percaya
Pada tahun 1997 Jurusan Desain Itenas berubah menjadi diri, helm yang nyaman dan menunjang performa bersepeda
Jurusan Desain Interior, Desain Produk & Desain Komunikasi atau bermotor, mobil yang mencitrakan fungsi dan kelas
Visual di bawah lembaga baru Fakultas Senirupa dan Desain pemakainya, alat pertanian yang menjadikan lebih produktif
/ FSRD - Itenas petani dan lain sebagainya. Secara ekstrim dapat dikatakan
pekerjaan atau profesi desain produk industri memiliki ruang
Belajar apa di sekolah Desain Produk Industri lingkup pekerjaan yang sangat luas memenuhi kebutuhan
Sebagai lembaga pendidikan keprofesian, sekolah desain manusia akan produk di mana pun berada apapun profesinya.
produk industri memiliki kurikulum yang menarik dan
dinamis sesuai kebutuhan masyarakat/stakeholder seiring
perkembangan jaman. Pada tahun pertama mahasiswa
tidak dibebani dengan materi kuliah mendesain tetapi
pengenalan kemampuan diri mengolah berbagai material
serta penyampaian komunikasi secara visual/menggambar.
Pengolahan material untuk mengasah sensitivitas dan kreativitas
dalam menciptakan bentuk-bentuk yang indah dari lembaran
kertas, karton, kawat kasa, selang, mix material dan bahkan
juga limbah industri. Sedangkan pada media komunikasi visual
berupa menggambar adalah membentuk citra visual dengan
media pensil, cat air, arang pada lembar kertas dari obyek-
obyek organis floral dan geometris benda produk dengan
pendekatan kepekaan rasa. Di sisi lain keseimbangan pemikiran
visual juga didekati dengan merekonstruksi objek-objek benda
produk pada lembar kertas dengan metoda yang terukur
secara geometris, paraline, perspektif, isometri dan proyeksi.
51

