Page 4 - Etih_Hartati
P. 4
Orasi Ilmiah Guru Besar Itenas
Sumber utama limbah cair meliputi rumah tangga, industri, pertanian. Proses
pengolahan limbah cair mencakup berbagai teknologi seperti pengolahan
fisik, kimia, dan biologis. Beberapa dekade terakhir, penanganan limbah cair
dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi bersih ataupun end-of-pipe
technology. Teknologi bersih merupakan pencegahan kerusakan lingkungan
pada sumbernya melalui penggunaan bahan, atau proses untuk menghilangkan
atau mengurangi limbah, sedangkan end-of-pipe technology (EoP) adalah
pemanfaatan teknologi lingkungan yang lebih menjawab pada penyelesaian
dengan penanganan limbah yang telah dihasilkan dan akan dibuang ke
lingkungan. EoP dan clean technology tidak lagi dianggap memadai, karena
fokus yang semakin meningkat pada konsep resources recovery/pemulihan
sumber daya. Konsep ini tidak hanya mengolah limbah cair agar tidak
mencemari lingkungan, namun juga untuk perolehan sumber daya dari limbah
cair tersebut.
2. Pemulihan Daya Sumber Energi
Penelitian yang telah dilakukan sangat erat kaitannya dengan pengolahan
biologis untuk jenis limbah cair biowaste. Temuan yang menarik adalah adanya
potensi pemulihan kembali sumber daya dari berbagai jenis pengolahan limbah
cair yang diteliti. Berikut hasil penelitian dan temuan yang didapatkan dimulai
dari jenis pengolahan biologi.
2.1 Potensi Keterolahan Limbah Cair Biowaste Pasar dalam Anaerobic
Sequencing Batch Reactor
Biowaste merupakan sampah perkotaan yang dapat didegradasi secara biologi
seperti sampah makanan, sampah taman, dan sampah dapur (Kranert, 2007).
Hal ini menjadi penting karena komposisi sampah organik mendominasi
sampah perkotaan di Indonesia.
Salah satu sumber sampah yang penting adalah sampah pasar tradisional yang
berkontribusi sebesar 27,6% terhadap total sampah perkotaan `dan merupakan
ke-2 terbesar setelah sumber sampah rumah tangga.
Komponen sampah pasar tradisional terbesar adalah sayur-sayuran dan buah-
buahan dengan kadar air yang dapat mencapai 85%. Tingginya kadar air
akan mengganggu proses pengomposan, bahkan dapat menggagalkan proses
pengomposan secara aerobik. Kelembaban optimal untuk pengomposan adalah
40%-60%, sehingga pengurangan kandungan air terlebih dahulu adalah upaya
yang paling realistis. Pengurangan kandungan air pada biowaste dilakukan
dengan pengepresan sehingga diperoleh bagian cair dan bagian padat. Hasil
analisis karakteristik menujukkan bahwa kandungan zat organik pada limbah
cair tersebut mencapai 62% sehingga berpotensi mencemari lingkungan.