Page 44 - IMagz Ed. 01
P. 44

pekerjaan yang harus dilakukan para pengajar agar   setelah sekitar 2 semester ini mengajar Bahasa
          menumbuhkan kesadaran akan keragaman budaya.       Indonesia kepada peserta Darmasiswa.


          Di sinilah justru titik penting diplomasi lunak bermain,   Kini, Darmasiswa tahun 2017-2018 telah resmi berakhir
          menanamkan nilai dan norma masyarakat Indonesia    dengan diselengarakannya acara pelepasan oleh
          yang  telah  berabad-abad  hidup  dalam  keragaman.   Rektor Itenas. Namun, sekitar bulan September
          Selain bahasa pengantar dan gegar budaya, Arni juga   2018  akan  dimulai  program  Darmasiswa  angkatan
          menceritakan salah satu kesulitan yang sampai akhir   ke-2. Menurut informasi dari Kemendikbud selaku
          program belum teratasi adalah minimnya ketersediaan   penyelenggara  program  ini,  telah  mendaftar  5
          materi dan latihan pengajaran Bahasa Indonesia     orang  mahasiswa  ke  Itenas.  Harapannya,  semua
          yang bisa diakses secara daring. Hal ini sangat jauh   sivitas akademika Itenas Bandung mampu menjadi
          berbeda dengan pembelajaran bahasa Inggris yang    Duta Bangsa yang dapat menunjukkan ketinggian
          telah menggunakan teknologi secara maksimal. “Para   bahasa dan budaya bangsa ini kepada para peserta
          pengajar harus kreatif mendesain materi dan media   Darmasiswa. Selain itu, semoga program ini semakin
          pembelajaran dengan bermodalkan silabus dan buku   berkembang dengan makin bertambahnya mahasiswa
          panduan kelas saja,” imbuh beliau.                 asing yang berminat untuk belajar di Itenas. [Levita/
                                                             DKV]
          Senada dengan hal tersebut, Dina Arie Utari, S.Pd.,
          pun menambahkan bahwa Bahasa Indonesia lebih
          banyak digunakan sebagai bahasa sehari-hari atau   BEST ORAL
          nonformal, sedangkan yang harus diajarkan bahasa
          yang sesuai dengan kaidah EYD. Seperti yang diakui
          oleh Dianita,  S.S., M.Hum.,  bahwa mencari  materi   PRESENTATION
          tambahan  seperti  film,  video  atau  lagu  yang  sesuai   di The 5th International Conference on
          dengan topik maupun tingkat kemampuan siswa        Industrial Engineering & Applications
          akhirnya cukup menghabiskan waktu. Para pengajar
          BIPA berharap suatu saat makin banyak orang yang   (ICIEA 2018)
          mampu mendesain media sesuai dengan tujuan dan
          tingkatan pembelajaran,  yang akan memudahkan
          ketercapaian visi dan misi BIPA itu sendiri.       ICIEA (International Conference on Industrial
                                                             Engineering and Application) merupakan kegiatan
          Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi,    konferensi berkala untuk semua peneliti di seluruh
          semua pengajar mengaku adanya rasa bahagia dan     dunia. Sebelumnya, ICIEA telah diselenggarakan
          bangga melihat hasil pembelajaran selama kurang    sebanyak 4 kali sejak 2014 di Sydney, Australia,
          lebih 10 bulan. Kedua peserta BIPA cukup lancar    2015 di Singapre, 2016  di Hong Kong, dan 2017  di
          berbahasa Indonesia. Selain itu, keduanya mulai bisa   Nagoya, Japan. The 5th International Conference
          menyesuaikan diri dengan budaya orang Indonesia.   on Industrial Engineering and Applications (ICIEA
          Misalnya, Sam, peserta asal Amerika terbiasa       2018),  diselenggarakan  di  Shaw  Foundation  Alumni
          menunjukkan arah dengan menggunakan jempolnya.     House, National University of Singapore (NUS), 26-28
          Sesuatu yang, bisa jadi, justru anak muda Indonesia   April 2018, Singapore. Topik penelitian yang disajikan
          sudah tidak terbiasa lakukan. Terlebih, mengajarkan   terkait dengan teori, metodologi, dan aplikasi yang
          BIPA  ternyata  menumbuhkan  rasa  cinta  terhadap   terkait dengan  Decision Analysis and Methods,
          bahasa, budaya, dan masyarakat Indonesia. Menurut   E-Business and E-Commerce, Engineering Economy
          Ibu Dina, mengajar BIPA di Itenas mendorong        and Cost Analysis, Engineering Education and
          dirinya belajar bagaimana caranya lebih mencintai   Training, Global Manufacturing and Management,
          Indonesia. Tentu saja, kita tidak mungkin mengajarkan   Healthcare Systems and Management, Human Factors,
          sesuatu yang kita sendiri pun tidak suka, seperti yang   Information Processing and Engineering, Intelligent
          diungkap oleh Dianita yang merasa semakin percaya   Systems,  Manufacturing   Systems,   Operations
          diri sebagai bangsa Indonesia berbahasa Indonesia,   Research, Production Planning and Control, Project



          44  ITENAS MAGAZINE • AGUSTUS 2018
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49