Page 52 - IMagz Ed. 02
P. 52
Setelah beberapa lama kami mengobrol dengannya Mereka harus memiliki waktu untuk belajar pada
lalu kami mengetahui bahwa dia ternyata berasal dari siang hari, yang kadang diselingi oleh kerja pada
satu kampus yang sama dengan kami, yaitu Szent hari tertentu, lalu waktu untuk mengerjakan tugas
Istvan University Gödöllő dan ia sebetulnya sedang yang diberikan di siang hari pada malam harinya,
dalam perjalanan ke tempat kerjanya di Budapest. punya waktu untuk memasak makanan tiga kali
Sungguh luar biasa bagiku bahwa seseorang yang sehari, waktu untuk belajar pula di malam harinya,
mungkin pada saat itu sedang dikejar oleh waktu, dan waktu untuk istirahat pula sehingga tidak terlihat
sempat atau bahkan menyempatkan dirinya untuk mengantuk pada saat presentasi keesokan harinya.
berhenti dan membantu kami, orang asing yang Saya terkagum dengan kemampuan mereka dalam
belum pernah ia temui sebelumnya. membagi waktu. Menurut saya itu menunjukkan
tingkat professionalisme yang tinggi.
Saya pernah bilang bahwa manusia adalah makhluk
sosial dan tentunya sebagai makhluk sosial manusia Semua pengalaman ini memberikan jawaban untuk
membutuhkan teman untuk bisa bertahan hidup. pertanyaan saya di awal tulisan ini. Mengapa saya harus
Saya datang ke Hungaria bersama dengan lima rekan menuntut ilmu sampai ke negeri Cina? Mengapa saya
saya dari Itenas. Karena kami semua hanya memiliki perlu berkelana jauh untuk mendapatkan ilmu yang
pengalaman yang minim dalam hal berkelana ke saya bisa dapatkan di tempat saya berada sekarang?
luar negeri, rasa saling membutuhkan atas satu sama Ini semua ada kaitannya dengan alasan mengapa saya
lain mulai terbentuk, dan rasa saling membutuhkan tidak membahas mengenai ilmu yang saya dapatkan
tersebut semakin lama berubah menjadi rasa sayang pada saat kuliah. Tentu ilmu merupakan tujuan utama
dan dari situ muncul rasa kekeluargaan yang tinggi. dari perjalanan saya ke sini, namun hal-hal lain selain
Namun keluarga kecil kami tidak sendiri di sini. Kami ilmu tersebut yang kita tidak bisa dapatkan selain
ditemani oleh rekan-rekan kami pula yang kami jumpai dengan cara berkelana. Rasa penasaran akan benua
setiap kami ke kelas, dan juga di asrama yang kami Eropa yang terpenuhi, keberanian yang saya keluarkan
tinggali selama beberapa bulan ini. Luar biasa rasanya untuk meninggalkan zona nyaman saya, inspirasi untuk
melihat seberapa mudahnya orang-orang luar negeri melakukan kebaikan yang saya dapatkan dari orang
membentangkan tangannya dan menyambut kami asing yang membantu saya di kereta, kebersamaan
sebagai anggota baru dari keluarganya. Itu perasaan dan kekeluargaan yang terbangun setelah berbulan-
yang luar biasa. bulan tinggal di asrama bersama teman-teman dari
dalam ataupun luar negeri, disiplin yang dilatih dari
Suasana di kelas tentunya terasa beda dari apa yang pengerjaan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen,
dirasakan di wilayah asrama, malah bisa saya katakan rasa percaya diri untuk menghadapi orang banyak
terasa beda pula dengan suasana kelas di Itenas. walaupun kebanyakan dari mereka adalah orang
Memang saya tidak bisa berkata mewakili semua asing, rasa professionalisme tinggi dan tidak lepas
kelas, tapi berdasarkan apa yang saya rasakan di juga dari rasa cinta akan tanah air yang semakin
suasana kelas saya, saya merasakan ada perbedaan tergugah dalam hati setelah terpisah darinya selama
yang signifikan, terutama pada tingkat intensitas satu semester. Nilai-nilai itulah yang menjadi alasan
suara dan tingkat konsentrasi mahasiswa. Semua mengapa kita harus berkelana untuk mencari ilmu.
orang disana sangat fokus dengan apa yang mereka Nilai-nilai tersebut adalah hal yang dapat membuat
kerjakan, dan mereka menunjukkan keinginan belajar saya tidak hanya menjadi pelajar yang lebih baik,
yang tinggi. Pembuktian dari fakta ini adalah dari hal tetapi seorang manusia yang lebih baik pula. Nilai-
yang sederhana, yaitu pada saat mahasiswa tidak nilai itulah yang penting, karena kita semua manusia
mengerti, mereka bertanya. Mereka pun tidak segan yang begitu kecil di alam semesta yang begitu luas.
untuk memberikan kontribusi pikiran mereka di dalam Kita semua memiliki kewajiban untuk menjadi sebaik-
kelas. Mungkin mereka memiliki rasa membutuhkan baiknya manusia.
yang kuat, karena mereka menyadari bahwa mereka
telah mendedikasikan waktu mereka untuk belajar di Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan
luar negeri, maka mereka akan menggunakan waktu yang begitu didambakan oleh banyak sekali orang
itu dengan sebaik-baiknya. Kebanyakan dari mereka dan saya tidak menyesal sedikit pun telah mengambil
memiliki pekerjaan di luar kegiatan akademiknya. keputusan untuk kuliah di Hungaria selama satu
semester. Setelah memahami secara penuh, saya
akhirnya bisa katakan dengan percaya diri, Tuntutlah
ilmu sampai ke negeri Cina!
52 ITENAS MAGAZINE • DESEMBER 2018