Page 21 - IMagz Ed. 03
P. 21
Apa Itu TOD? kebiasaan “ngetem”, naik angkutan massal tidak di
halte, usia kendaraan, jumlah, tipe kendaraan, daya
Peter Calthrope mulai menyusun konsep pemahaman tampung, trayek bertumpuk), perubahan tata ruang
mengenai Transit Oriented Development pada akhir kota, gangguan insidentil lainnya (kegiatan skala
tahun 1980-an. TOD kemudian menjadi pilihan dalam besar beberapa institusi secara bersamaan, event
proses perencanaan kota modern ketika Calthrope nasional, demonstrasi, bencana alam, kecelakaan),
memublikasikan “The New American Metropolis” termasuk pola aktivitas masyarakat (aktivitas harian,
di tahun 1993. Ketika itu para perencana kota juga jasa, bisnis, traveling).
mulai menawarkan konsep yang mirip dengan TOD,
yang sudah diimplementasikan dalam perencanaan Di Jakarta, konsep dasar TOD juga merupakan salah
kota. Secara umum, TOD didefinisikan oleh satu respon dari dinamika konsep pengembangan
Calthrope sebagai suatu “komunitas mixed-use yang kawasan kota mandiri/satelit, yang sudah dimulai
mendorong masyarakat untuk tinggal dekat dengan sejak akhir tahun 1970-an dengan mulai dibangunnya
pelayanan transportasi umum, untuk mengurangi kawasan satelit di sekitar Jakarta. Konsep ini
ketergantungan terhadap penggunaan kendaraan kemudian berkembang tanpa mempertimbangkan
pribadi”. Calthrope meyakini TOD sebagai solusi sistem transportasi massal melalui penyediaan
komprehensif yang mudah dalam mengantisipasi sistem transportasi berbasis jalan dan atau rel, yang
perkembangan wilayah perkotaan, dan juga sebagai menghubungkan Jakarta dengan kota atau kawasan
alternatif nyata dalam mengatasi permasalahan satelit tersebut. Kemacetan lalu lintas selalu terjadi
transportasi. TOD juga dapat memenuhi kebutuhan sepanjang hari karena kota-kota satelit tersebut
stakeholder yang berada pada area tersebut dengan hanya dijadikan tempat tinggal, dan masyarakat
menyediakan penghuninya sebuah kualitas hidup tetap bekerja di Jakarta. Titik-titik pertemuan antar
yang lebih baik, mendapatkan sumber pendapatan -wilayah atau sub-sistem transportasi pada sistem
baru dengan bermacam jenis usaha di sekitarnya, transportasi massal tersebut dikembangkan dengan
dan mampu mengurangi biaya transportasi, yang konsep TOD melalui penyediaan fungsi-fungsi hunian,
kesemuanya itu tentu dapat mengurangi dampak perkantoran, dan komersial. Pembangunan kawasan-
terhadap lingkungan (Carlton, 2007). Seiring dengan kawasan satelit di Jakarta pada akhir tahun 1970-an
terus berkembangnya sektor properti dan perkotaan, dimulai sejak pengembangan daerah Kebayoran Baru,
tentu banyak pendapat lain mengenai pemahaman Cempaka Putih, Pulo Mas, dilanjutkan Bumi Serpong
konsep TOD itu sendiri. Akan tetapi pada prinsipnya Damai, Bintaro, Tigaraksa, Pondok Indah, Kelapa
adalah bagaimana aktivitas masyarakat di wilayah Gading, Sentul, Alam Sutera, Lippo Karawaci, Lippo
perkotaan, berusaha didekatkan dengan sistem Cikarang, Kota Legenda, Kota Wisata, Grand Wisata,
transportasi umum. Pantai Indah Kapuk, Delta Mas, Kota Bukit Indah,
termasuk Kawasan-kawasan Industri (Jababeka,
Perkembangan TOD Di Indonesia MM2100, Karawang International Industrial Complex/
KIIC), hingga Meikarta.
TOD sangat berkaitan erat dengan sistem
transportasi, yang masalahnya selalu bermuara Terkait dengan implementasi konsep TOD di Jakarta
pada persoalan kemacetan lalu lintas di kota-kota dan sekitarnya, sesuai amanat Perpres nomor 83
besar. Di Indonesia, terdapat banyak faktor yang tahun 2011 tentang “Penugasan Kepada PT Kereta
dianggap berkontribusi terhadap kemacetan secara Api Indonesia Untuk Menyelenggarakan Prasarana
umum. Data dari berbagai sumber menyebutkan Dan Sarana Kereta Api Bandar Udara Soekarno-Hatta
misalnya saja faktor tingkat pertumbuhan penduduk, dan Jalur Lingkar Jakarta - Bogor - Depok - Tangerang
ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan - Bekasi”, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) telah
dengan pertumbuhan panjang jalan eksisting, kualitas melakukan contoh dalam bersinergi bersama BUMN
jalan (lebar jalan, kualitas perkerasan, jumlah dan jarak lainnya. PT KAI membangun Rumah Susun di lahan
antarpersimpangan, pola tingkatan jalan, rambu lalu Stasiun Kereta Api di Jakarta (Tanjung Barat, Juanda,
lintas, dll.), perilaku masyarakat (menyeberang jalan, Tanah Abang, Pasar Senen, Manggarai), Depok
on street parking, perilaku tukang parkir, perilaku (Pondok Cina), Kota Tangerang (Jurang Manggu,
“pak ogah”, dll), kualitas infrastruktur pendukung Rawa Buntu), Kabupaten Tangerang (Cisauk), Bogor,
(drainase, pedestrian, penerangan jalan, dll.), kualitas dan Bekasi.
pelayanan transportasi massal (perilaku pengemudi,
21