Page 57 - iMagzEd05_2019
P. 57

RELUNG

AL-’ASHR (MASA)                                                    "Saat Ini"

Wal ’ashr(i)                                                       Bagian 2
1. “Demi masa.”
Innaal-insaana lafii khusrin                                       Orang yang menilai diri kita, ia sedang membangun penjara
2. “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada                    dalam pikiran mereka. Mereka membatasi pikiran mereka
dalam kerugian,”                                                   sendiri. Akibatnya mereka tidak akan bisa menemukan
Ilaal-ladziina aamanuu wa’amiluush-shaalihaati                     kedamaian dan kebahagiaan. Mereka kehilangan “saat ini”.
watawaashau bil haqqi watawaashau bish-shabr(i)                    Mereka juga kehilangan kesadaran tentang dirinya.
3. “kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh, dan nasihat menasihati,                   Dalam hubungan sosial dengan orang lain, kita juga perlu sadar
supaya mentaati kebenaran, dan nasihat                             akan “saat ini”. Dengan keadaan ini, kita bisa hadir sepenuhnya
menasihati, supaya menetapi kesabaran.”                            untuk orang lain. Kita bisa memberikan diri kita seutuhnya untuk
(QS. Surah 103. Al-’Ashr (Masa): 1-3)                              membantu dia. Ketika kita kehilangan “saat ini”, hubungan kita
                                                                   dengan orang lain pun dipenuhi dengan ingatan akan masa
Banyak orang hidup hanya untuk bekerja dan berpikir. Mereka        lalu bersamaan dengan kecemasan akan masa datang. Ini bisa
bekerja terlalu banyak. Mereka berpikir terlalu banyak.            merusak hubungan kita dengan orang lain itu.
Kesadaran mereka tidak tersentuh. Mereka pun lalu hidup
dalam penderitaan.                                                 Banyak orang sibuk mencari kebahagiaan di luar dirinya.
                                                                   Mereka berpikir, uang, harta dan nama baik bisa memberikan
Kita juga senang sekali dengan definisi. Kita ingin memberi nama   kebahagiaan. Namun, pikiran ini salah. Ia hanya menghasilkan
pada segala sesuatu. Memberi nama, ini berarti mengurung           penderitaan.
sesuatu itu. Memberi nama berarti juga membangun penjara
sempit.                                                            Sejatinya, setiap orang sudah penuh dan bahagia di dalam
                                                                   dirinya. Yang ia perlukan hanyalah kesadaran akan “saat ini”.
Di dalam definisi, selanjutnya kita juga akan memberi penilaian.   “Saat ini” akan menghasilkan kesadaran. Orang yang hidup
Kita berpikir, bahwa orang itu baik, orang itu jahat. Hidup kita   melulu dengan pikirannya akan kehilangan kesadarannya. Ia
pun dipenuhi dengan definisi dan penilaian dari apa yang kita      akan hidup dalam kecemasan, ketakutan dan penderitaan.
perhatikan. Kita tidak akan pernah merasakan bahagia dengan
cara hidup semacam ini.                                            Kita bukanlah seperti pikiran kita. Kita bukanlah kecemasan
                                                                   dan ketakutan yang dihasilkan pikiran kita. Pikiran kita hanya
Kita perlu belajar untuk menunda semua definisi dan penilaian.     sementara. Ia akan segera berlalu.
Kita perlu belajar untuk membiarkan apa adanya, tanpa definisi
dan penilaian. Kita tidak perlu takut. Sebaliknya, tanpa definisi  Kita adalah kesadaran kita. Itu lebih besar dan lebih agung dari
dan penilaian, hidup kita akan damai dan bahagia. Bukankah         pikiran yang kita miliki. Kesadaran kita memberikan kedamaian.
seperti ini yang diinginkan semua orang?                           Ia memberikan cinta. Ia tidak menilai dan mendefinisikan. Ia
                                                                   membiarkan segalanya ada dengan ketulusan hati.
Lalu, bagaimana jika ada orang lain yang sibuk menilai hidup
kita? Bagaimana jika ada orang yang mendefinisikan kita            Orang yang bisa menunda semua pikirannya akan mencapai
melulu dengan pikiran mereka? Kita tidak perlu takut. Kita         pencerahan batin. Pencerahan batin berarti orang sudah
bisa menanggapi, itupun jika diperlukan. Jika tidak, kita bisa     paham akan hakekat dari segala yang ada, termasuk hakekat
membiarkan saja.                                                   dari dirinya sendiri. Hakekat dari segala yang ada, adalah
                                                                   kesadaran. Kesadaran itu akan merawat dan membangun. Ia
                                                                   tidak menilai dan memisahkan.

                                                                   Orang yang hidup dengan kesadarannya berarti hidup dalam
                                                                   keterhubungan dengan alam semesta. Ia terhubung dengan
                                                                   manusia lain. Ia terhubung dengan semua hewan. Ia terhubung

                                                                   57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62