Page 49 - IMagz Ed. 04
P. 49
RELUNG
"Saat Ini"
AL-’ASHR (MASA) Di dalam “saat ini”, kita akan menemukan kebahagiaan,
kebenaran, cinta, kedamaian, Tuhan, kebebasan. Di “saat ini”,
Wal ’ashr(i) kita akan menemukan semua tujuan hidup kita. Ketika orang
1. “Demi masa.” meninggalkan “saat ini”, maka ia sedang masuk kembali ke
Innaal-insaana lafii khusrin dalam lingkaran penderitaan, kecemasan dan ketakutan dalam
2. “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada hidupnya.
dalam kerugian,”
Ilaal-ladziina aamanuu wa’amiluush-shaalihaati Jika kita berpikir secara jernih, kita akan sadar, bahwa yang ada
watawaashau bil haqqi watawaashau bish-shabr(i) setiap waktu hanyalah saat ini. Tidak ada masa lalu dan tidak
3. “kecuali orang-orang yang beriman dan ada masa depan. Karena masa lalu hanya merupakan bayangan
mengerjakan amal shaleh, dan nasehat menasehati, kenangan. Masa depan hanya merupakan bentuk harapan.
supaya mentaati kebenaran, dan nasehat Keduanya tidak nyata.
menasehati, supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Surah 103. Al-’Ashr (Masa): 1-3) Masa lalu sudah memberikan identitas pada diri kita. Sedangkan
masa depan memberikan janji tentang hidup yang lebih baik.
Namun, jika dipikirkan secara jernih dan mendalam, keduanya
tidak ada. Keduanya adalah ilusi.
Banyak orang mengira, dan berasumsi bahwa waktu adalah
uang. Mereka juga mengira, bahwa waktu adalah hal yang
amat berharga. Namun, sejatinya, waktu adalah ilusi. Ia tidak
memiliki nilai pada dirinya sendiri.
Yang justru amat berharga, adalah “saat ini”. “Saat ini” artinya
adalah suatu keadaan yang lepas dari waktu. Ketika kita
memikirkan waktu, berarti juga memikirkan masa lalu dan masa
depan, kita akan kehilangan “saat ini”. Kita akan kehilangan
sesuatu yang amat berharga dalam hidup.
Banyak orang juga mengira, bahwa sukses itu ada di masa
depan. Jika kita belajar dan bekerja keras saat ini, maka kita
akan sukses di masa depan. Kita akan bahagia di masa depan.
Ini adalah pikiran yang salah. Ini hanya akan menciptakan
kecemasan dan penderitaan hidup.
Sukses hidup yang sejati adalah selalu menyadari “saat ini”.
Kebahagiaan hidup yang tak akan goyah adalah dengan
menyadari “saat ini”. Orang yang kehilangan “saat ini” akan
kembali masuk ke dalam kecemasan dan penderitaan hidup.
Padahal, yang ada sejatinya hanyalah “saat ini”. Yang lain
hanya ilusi.
49