Page 41 - IMagz Ed. 06
P. 41
dan perubahan apa saja yang diharapkan ya susah juga
kan. Ini supaya semua berjalan di track-nya maka itu yang
harus dilakukan pertama adalah proses akademik karena
terkait dengan penundaan dua bulan ini, seperti masalah
bimbingan tugas akhir segala macam juga harus diwaspadai,
harus diantisipasi. Intinya jangan sampai karena ada wabah
begini mahasiswa juga dirugikan. Tugas kita adalah harus
menyiapkan peraturannya dan kebijakannya kira-kira harus
seperti apa. Termasuk di antaranya keputusan Itenas akan
memundurkan perkuliahan akademik. Wisuda sudah
diumumkan diundur menjadi tanggal 24-25 Oktober 2020,
lalu kegiatan akademik akan dilaksanakan 3 Oktober 2020,
jadi nanti September masih ada penerimaan.”
Tentunya dalam penanganan masalah-masalah yang ada
di dalam kampus, Bu Linda akan melihat dari berbagai sisi
permasalahan. Bu Linda sendiri, apakah ada gaya tertentu
dalam menangani hal tersebut? Misalnya masalah merokok
di dalam kampus, masalah minimnya parkir dan masih
banyaknya yang memarkirkan kendaraannya tidak sesuai
dengan penempatannya, dan permasalahan-permasalahan
lainnya yang tampak kecil namun sesungguhnya kompleks,
mengingat Itenas ini diisi oleh banyak orang dengan beragam
visi, bagaimana Ibu menanganinya?
“Betul, tipe saya itu kalau dibilang tipe praktis, simple, to
the point, tidak suka bertele-tele, tipe tidak sabar gitu, dan
kalau ngomong apa adanya. Saya kan memang orangnya
ekstrovert, jadi ya memang gaya saya begitu, kalau saya
sih tidak suka menunda masalah, jadi kalau ada masalah ya
cepat saja diatasi dengan cepat dan tuntas, jangan sampai
cepat tapi enggak tuntas. Ya kalau ditanya gaya, ya itu,
pengennya tidak menunda masalah, cepat dan tuntas.”
Setelah menjabat sebagai Rektor, dalam bayangan Bu Linda,
Itenas akan seperti apa ke depannya? Apakah ada harapan
atau target tertentu dalam perkembangan Itenas selama
periode Ibu menjabat sebagai Rektor? Apa sajakah itu?
“Selama saya menjabat di periode 2020 – 2025 targetnya
saat ini Itenas ada di rangking ke 71 se-Indonesia, kalau
PTS masih di atas 30 besar, sehingga kalau dilihat target
di 2025, Itenas bisa menduduki sepuluh besar PTS di
Indonesia. Saya tidak tahu ya, apakah ini bisa menjadi suatu
kenyataan. Target satu tahun pertama Itenas menerapkan
pembelajaran daring (dalam jaringan) kebijakannya sudah
ada, pedomannya sudah disiapkan, ternyata ada wabah ini,
maka menjadi semakin dipaksa, target ini jadi lebih cepat
Sesi wawancara bersama Itenas Magazine [FIA] dilaksanakan dari target yang sudah masuk klasterisasi
Spada Dikti (sistem pembelajaran daring). Tadinya saya
pikir baru bisa di tahun ajaran 2020-2021, dua minggu lalu
ternyata Itenas sudah masuk. Sebuah perguruan tinggi yang
masuk ke dalam Spada itu menaikkan peringkat perguruan
tingginya, salah satu penilaian peringkat perguruan tinggi
itu dari Spada. Jadi kalau dilihat Dikti itu kan memberikan
penilaian, nah salah satu aspeknya adalah pembelajaran
41