Page 12 - IMagz Ed. 03
P. 12
Budaya seperti ini terjadi akibat dari teknologi tinggi yang menyebar
ke seluruh dunia berkat jaringan komunikasi yang luas, dan Desain, di
dalamnya berperan baik sebagai praktik (gagasan) dan atau sebagai
produk. Dengan demikian, nilai praktis Desain teknologi desain dalam
proses transfer teknologi dapat diinterpretasikan secara berbeda,
bahkan sampai pada nilai yang tidak dimengerti oleh suatu kultur. Relasi
kemenubuhan teknologi dengan manusia di dalam budaya, kemudian,
dipahami sebagai kepanjangan atau ekstensi dari fungsi tubuh
manusia. Dengan kata lain, pada kehidupan sehari-hari, sebenarnya
secara transparan dunia ditampilkan oleh instrumen. Tidak ada jarak
antara manusia dengan teknologi dalam relasi kemenubuhan, manusia
mengalami akselerasi dalam kemampuan dan peran dirinya di dunia.
Teknologi citra yang dihasilkan dari relasi Desain dan media berperan
signifikan sebagai penghubung sistem komunikasi global dan medium
bagi perubahan sosial budaya.
Desain komputer di masa depan memungkinkan terjadinya pengalaman
ketubuhan yang pada dasarnya berupa pengalaman indrawi, seperti
melihat, mendengar, membaui, mencecap, dan meraba; menjadi terhenti
pada tertangkapnya rangsangan oleh organ pengindera; yang di masa
depan, dengan adanya Augmented Reality dalam byte system yang
lebih komples, dapat mengimplan chip dan atau fitur-fitur simulasi yang
sanggup melibatkan pengetahuan yang menubuh (embodied cognition),
yang mengikutsertakan proses mental, mengingat, memikirkan dan
membayangkan, hingga melibatkan sebuah penafsiran (interpreting) yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor individual maupun budayawi—sebuah
kecerdasan buatan yang melingkupi kehidupan manusia sesungguhnya.
Meski demikian, pertanyaan retoris yang kemudian muncul adalah
bagaimana perubahan-perubahan pada manusia dapat dijelaskan jika
teknologi telah membentuk sebuah sistem seperti yang kita alami saat
ini: Mungkinkah kita dapat menyebut mereka sebagai ‘manusia’, ataukah
kita akan memasuki dunia ‘pasca-manusia’, dimana peran-peran manusia,
interaktivitas nyata dengan totalitas penghayatan dan nilai auratik yang
utuh dapat tergantikan oleh AI? Bisa jadi, pertanyaan itu adalah ruang
kontemplatif kita sendiri, karena kita—saat ini –entah sebagai subyek
ataukah obyek, merupakan aktor dengan perilaku yang berelasi dengan
intensitas yang tinggi pada desain teknologi komputer dan loncatannya
hari ini, juga di masa depan. [Khusus/IM]
12 ITENAS MAGAZINE • APRIL 2019